Bismillaahirrohmanirrohim
Kawan…
Lama
sudah rasanya kita tidak berjumpa. Ada rindu yang mengejar sebenarnya,
jika sekian waktu berpisah. Sebab, engkau adalah kawan dekatku. Karena,
kita pernah berjalan dan hidup bersahabat.
Namun, itu dahulu kala…
Saat kita masih disatukan oleh majelis ilmu. Saat
semangatku dan semangatmu dalam thalabul ilmi bagai banjir bandang yang
tak terbendung. Ya, momen-momen indah kita dalam suka duka belajar
agama.
Kawan…
Masihkah teringat
olehmu ? Saat orangtua kita telihat marah karena cara berpakaian kita
yang berubah. Apalagi ketika kita mulai senang dan gemar menilai segala
sesuatu dengan pandangan agama ?
Dan, orangtua kita pun akhirnya memaklumi. Sebab, kita masih berdarah muda. Suka dengan hal-hal baru dan menantang.
Masihkah pula engkau teringat ? Saat nama-nama kita
dipanggil dalam sebuah dewan guru. Karena kita terlambat masuk kelas
demi menegakkan shalat dzuhur berjama’ah ?
Dan, akhirnya
kita pun menang. Sebab, sebagian guru pun mendukung. Sekali lagi, sebab
kita masih muda. Semangat dan sikap idealis kita begitu tinggi.
Kawan…
Masihkah engkau seperti yang dulu ? Bersemangat membara untuk fokus belajar ilmu-ilmu agama ?
Kawan…
Engkau begitu cerdas. Daripada menghafal rumus dan aksioma
dalam ilmu matematika, apakah tidak sebaiknya engkau menghafal ayat-ayat
suci Al-Qur’an ? Aku yakin engkau pasti mampu menjadi seorang penghafal
Al-Qur’an.
Engkau sungguh pintar. Daripada menghafal
nama-nama latin tumbuhan lengkap dengan ordo dan familinya, apakah tidak
sebaiknya engkau menghafal hadits-hadits Nabi ṣallallāhu 'alayhi wa
sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) lengkap dengan
sanadnya ? Aku yakin engkau pasti bisa menjadi seorang penghafal hadits.
Engkau benar-benar pandai. Daripada engkau menghafal
vocabulary dan rumus-rumus tense dalam Bahasa Inggris, apakah tidak
sebaiknya engkau menghafal mufradat Bahasa Arab dan menguasai tata
Bahasa Arab ? Aku yakin engkau dapat menjadi seorang ahli nahwu dan
sharaf.
Engkau memiliki kekuatan mengingat yang tinggi.
Daripada engkau menghafal tahun dan peristiwa yang terjadi dalam
lintasan sejarah romawi dan daratan eropa, apakah tidak sebaiknya engkau
menghafal tahun dan peristiwa yang terjadi dalam sejarah kehidupan Nabi
ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him)
? Aku yakin engkau mampu menjadi seorang ahli tentang sejarah islam.
Kawan…
Dengan kemampuan, kecerdasan, dan kemauan juga tentu dengan
pertolongan dari Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be
He), aku yakin engkau bisa menjadi seorang pembimbing agama.
Namun…
Di mana engkau sekarang ?
Kemana engkau pergi ?
Apalagi yang sedang engkau kejar ?
Kawan…
Sedih rasanya saat mendengar tentangmu kini. Cahaya ilmu di
wajahmu telah tertukar dengan gelapnya dosa. Sujud dan rukukmu yang
lalu telah berubah menjadi langkah-langkah cela. Do’a dan dzikirmu telah
berganti nada dan lagu.
Engkau bukan yang dahulu lagi.
Kawan…
Sekuntum surat ini aku rangkaikan untukmu. Moga-moga engkau
teringat kembali akan tekad dan cita-citamu untuk menjadi seorang
ulama’, penerang umat manusia.
Sungguh, do’aku selalu ada untukmu.
Ditulis ulang dari buku “PEMUDA DI WARNA WARNI THALABUL ‘ILMI” Penerbit Toobagus Publishing
Karya Al Ustadz Abu Nashim Mukhtar “Iben” Rifai La Firlaz
Sumber : http://www.darussalaf.or.id/nasehat/sekuntum-surat-buat-kawanku/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bismillaah, Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan. jazaakumullaah khairan